JAKARTA, KOMPAS.com - PT Askes mulai mengembangkan sistem dokter keluarga bagi anggotanya yang saat ini sekitar 16,2 juta pegawai negeri sipil. Direktur Operasional PT Askes, Umbu M Marisi, Kamis (28/1/2010), mengatakan PT Askes tengah mengadakan uji coba penerapan sistem dokter keluarga di Jawa Timur. PT Askes tengah mengadakan uji coba penerapan sistem dokter keluarga di awa Timur. Di Jawa Timur, jumlah total dokter keluarga sebanyak 215 orang dan 78 dokter diantaranya terlibat dalam pilot project PT Askes untuk melayani 187.792 peserta. Dia mengatakan, dokter keluarga merupakan dokter umum yang menerapkan pelayanan holistik bagi pasiennya. Satu orang dokter keluarga menangani sekitar 2.000 peserta. Mereka merupakan dokter umum yang dilatih menjadi dokter keluarga dan kompeten. How can you put a limit on learning more? The next section may contain that one little bit of wisdom that changes everything.
Dia mengatakan, dokter keluarga merupakan dokter umum yang menerapkan pelayanan holistik bagi pasiennya. Bahkan, dalam program itu juga terdapat kegiatan kunjungan dokter, ujarnya. Dia mengatakan, dokter keluarga belum populer di tengah masyarakat. Selama ini, masyarakat berpandangan jika sakit sebaiknya langsung mendatangi dokter spesialis atau ke rumah sakit yang biayanya kadang lebih besar. Padahal, sebagian kasus yang dialami bisa diselesaikan oleh dokter umum. Sebagai contoh, sekitar 30 persen pasien Askes langsung ke rumah sakit atau spesialis untuk mendapatkan resep yang sifatnya lanjutan. Nantinya bisa dialihkan ke dokter keluarga sehingga sistem itu akan mengubah cara orang berobat, ujarnya. Dia mengatakan, dalam uji coba di Jawa Timur tersebut telah ada hasilnya sehingga akan dilanjutkan pada tahun 2010. Namun, hasilnya belum cukup memuaskan sehingga akan terus ditingkatkan. Kami berupaya agar pemahaman tentang fungsi dan peran dokter keluarga makin baik di kalangan dokter maupun peserta Askes, ujarnya.
Dia mengatakan, dokter keluarga merupakan dokter umum yang menerapkan pelayanan holistik bagi pasiennya. Bahkan, dalam program itu juga terdapat kegiatan kunjungan dokter, ujarnya. Dia mengatakan, dokter keluarga belum populer di tengah masyarakat. Selama ini, masyarakat berpandangan jika sakit sebaiknya langsung mendatangi dokter spesialis atau ke rumah sakit yang biayanya kadang lebih besar. Padahal, sebagian kasus yang dialami bisa diselesaikan oleh dokter umum. Sebagai contoh, sekitar 30 persen pasien Askes langsung ke rumah sakit atau spesialis untuk mendapatkan resep yang sifatnya lanjutan. Nantinya bisa dialihkan ke dokter keluarga sehingga sistem itu akan mengubah cara orang berobat, ujarnya. Dia mengatakan, dalam uji coba di Jawa Timur tersebut telah ada hasilnya sehingga akan dilanjutkan pada tahun 2010. Namun, hasilnya belum cukup memuaskan sehingga akan terus ditingkatkan. Kami berupaya agar pemahaman tentang fungsi dan peran dokter keluarga makin baik di kalangan dokter maupun peserta Askes, ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar